ISLAM, IMAN DAN IHSAN

Leave a Comment

Pembaca yang budiman, di kalangan para tarekat sufi sangat terkenal adanya pembagian agama menjadi 3 tingkatan yaitu: Syari’at, Ma’rifat dan Hakikat. Orang/wali yang sudah mencapai tingkatan ma’rifat sudah tidak lagi terbebani aturan syari’at; sehingga beliau tidak lagi wajib untuk sholat dan bebas melakukan apapun yang dia inginkan demikianlah sebagian keanehan yang ada di seputar pembagian berikut ini. Apakah pembagian semacam ini dikenal di dalam Islam? 

Islam Mencakup Tiga Tingkatan 

http://adhomussjuhur.blogspot.co.id/2015/11/jasa-pembuatan-website-jombang-dan-toko.html

 

Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam suatu hari pernah didatangi salah satu  malaikat yaitu Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali jatidirinya oleh para sahabat yang ada pada saat itu, dia menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah itu beliau menjawab berbagai pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu kesempatan Rosululloh bertanya kepada sahabat Umar bin Khoththob, “Wahai Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?” Maka Umar menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda, “Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim). Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh mengatakan: Di dalam (penggalan) hadits ini terdapat dalil bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan semuanya diberi nama ad din/agama (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi agama Islam  ini mencakup 3 tingkatan; Islam, Iman dan Ihsan. 

Tingkatan Islam

Jasa Buat Website Jombang

Di dalam suatu hadits tersebut, ketika Rosululloh ditanya tentang Islam beliau menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq) selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan sholat, tunaikan zakat, berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika engkau mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 14). Jadi Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriyah yang meliputi syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji. 

Tingkatan Iman 

Selanjutnya Nabi ditanya mengenai apakah iman itu?. Beliau bersabda,“Iman itu ialah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang baik maupun yang buruk”. Jadi Iman yang dimaksud disini mencakup perkara-perkara batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan: Diantara beberapa faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam dan iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama, maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila sebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Alloh Ta’ala, “Dan Aku telah ridho Islam menjadi agama kalian.” (Al Ma’idah : 3) maka kata Islam di sini sudah mencakup islam dan iman… (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 17). 

Tingkatan Ihsan 

Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang apakah ihsan itu?. Nabi bersabda,“Yaitu engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah penjelasan tentang ihsan yaitu seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna. Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, oleh karena itu Nabi bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu”artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 21). Jadi tingkatan ihsan ini mencakup perkara lahir maupun batin.

iklan: website Toko Online Jombang

Bagaimana Cara Mengkompromikan Ketiga Istilah Ini? 

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan yang maknanya, Bila dibandingkan dengan iman maka Ihsan itu lebih luas cakupannya bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada iman bila ditinjau dari orang yang sampai pada derajat ihsan. Sedangkan iman itu lebih luas daripada islam bila ditinjau dari substansinya dan lebih khusus daripada islam bila ditinjau dari orang yang mencapai derajat iman. Maka di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman dan islam. Sehingga orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan orang-orang mu’min yang lain, dan orang yang mu’min itu juga lebih istimewa dibandingkan orang-orang muslim yang lain… (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 63) 

Muslim, Mu’min dan Muhsin.

Oleh karena itulah para ulama’ muhaqqiq/peneliti menyatakan bahwa setiap mu’min pasti muslim, karena orang yang telah merealisasikan iman sehingga iman itu tertanam kuat di dalam hatinya pasti akan melaksanakan amal-amal islam/amalan lahir. Dan belum tentu setiap muslim itu pasti mu’min, karena bisa jadi imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak meyakini keimanannya dengan sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota badannya, sehingga statusnya hanya muslim saja dan tidak tergolong mu’min dengan iman yang sempurna. Sebagaimana Alloh Ta’ala telah berfirman, “Orang-orang Arab Badui itu mengatakan ‘Kami telah beriman’. Katakanlah ‘Kalian belumlah beriman tapi hendaklah kalian mengatakan: ‘Kami telah berislam’.” (Al Hujuroot: 14). Dengan demikian jelaslah sudah bahwasanya agama ini memang memiliki tingkatan-tingkatan, dimana satu tingkatan lebih tinggi daripada yang lainnya. Tingkatan pertama yaitu islam, kemudian tingkatan yang lebih tinggi dari itu adalah iman, kemudian yang lebih tinggi dari tingkatan iman adalah ihsan (At Tauhid li shoffil awwal al ‘aali, Syaikh Sholih Fauzan, hlm. 64) 

Kesimpulannya sebagai berikut

dari hadits serta penjelasan di atas maka teranglah bagi kita bahwasanya pembagian agama ini menjadi tingkatan Syari’at, Ma’rifat dan Hakikat tidaklah dikenal oleh para ulama baik di kalangan sahabat, tabi’in maupun tabi’ut tabi’in; generasi terbaik ummat ini. Pembagian yang syar’i adalah sebagaimana disampaikan oleh Nabi yaitu islam, iman dan ihsan dengan penjelasan sebagaimana di atas. Maka ini menunjukkan pula kepada kita alangkah berbahayanya pemahaman sufi semacam itu. Lalu bagaimana mungkin mereka bisa mencapai keridhoan Alloh Ta’ala kalau cara beribadah yang mereka tempuh justeru menyimpang dari petunjuk Rosululloh ? Alangkah benar Nabi yang telah bersabda, “Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari kami maka amalan itu tertolak.” (HR. Muslim). Barangsiapa yang ingin mencapai derajat muhsin maka dia pun harus muslim dan mu’min. Tidak sebagaimana anggapan para tarekat sufiyah yang membolehkan orang yang telah mencapai Ma’rifat untuk meninggalkan syari’at. Wallohu a’lam.

Adab menuntut ilmu

Leave a Comment

Adab menuntut ilmu atau tata cara menuntut ilmu(khususnya ilmu agama Islam) penting untuk dipatuhi bagi siapa saja yang menuntut ilmu. Ya, bagi kita semua! Dengan adab-adab menuntut ilmu, kita bisa lebih optimal dalam menyerap ilmu yang bermanfaat dan mengamalkan ilmu agama Islam yang kita peroleh. Jika anda tidak ingin kehilangan 8 Rahasia Belajar Agama Islam yang sangat berharga ini, pastikan anda simak tuntas adab-adab menuntut ilmu yang pernah dipaparkan syekh Muhammad Zakaria berikut ini…
Mengapa perlu adab menuntut ilmu / tata cara menuntut ilmu?
Untuk memberikan hasil terbaik, semua kegiatan harus dilakukan dengan tata cara / Standard Operational Procedure (SOP) yang benar. Kesalahan dalam menjalankan SOP akan mengakibatkan hasil yang tidak memuaskan. Contoh sederhana: bila kita hendak mengecat pagar besi, SOP yang harus dilakukan adalah sbb:
  • Bersihkan debu yang menempel dengan kain lap
  • Bersihkan karat dengan ampelas
  • Mempersiapkan cat besi (bukan cat kayu), dan mulai mengecat
Pengecatan pagar dengan tata cara / SOP di atas akan memberikan hasil yang sempurna. Sebaliknya, jika kita tidak melaksanakan SOP dengan benar, misalnya tidak terlebih dahulu membesihkan debu dan karat, maka hasil pengecatan tidak memuaskan dan tidak tahan lama. Inilah pentingnya adab! Temukan rahasianya di sini…

Demikian juga untuk mendapatkan pemahaman ilmu yang baik dan memburu manfaatnya, tentu dalam proses menuntut ilmu (menghadiri pengajian, kuliah, tabligh dsb) kita harus menggunakan tata cara / SOP / adab-adab menuntut ilmu yang benar. Mengabaikan hal ini, bisa jadi fatal akibatnya… dampak positif dari ilmu yang kita peroleh tidak tahan lama, persis seperti jika kita mengecat pagar tapi tidak mematuhi adab-adabnya, bukan? Inilah pentingnya kita ketahui adab-adab menuntut ilmu agama Islam. Inilah “8 Rahasia Belajar Agama Islam” yang termuat dalam kitab Fadhail A’mal:
1. Berwudhu
Ilmu bersumber dari sang Maha Suci, tentu untuk menerimanya harus dalam keadaan suci pula. Selain itu, Ibadah yang dilakukan dalam keadaan berwudhu, nilainya jauh lebih  tinggi. 
2. Memakai wangi-wangian (khusus untuk pria)
Teknik modern sudah mengakui bahwa aroma terapi (wangi-wangian) sangat bermanfaat bagi relaksasi urat syaraf. Dengan kenyamanan ini, proses menuntut ilmu juga menjadi lebih efektif.
3. Duduk iftirasy (duduk tahiyat awal)
Ini adalah posisi paling tepat yang memberikan penyerapan ilmu secara maksimal. Ketahuilah, bahwa Rasulullah selalu mencontohkan pilihan posisi  terbaik. Rasulullah mencontohkan posisi tidur yang baik, posisi duduk terbaik pada saat makan, posisi terbaik saat buang air kecil dsb. Yakinlah, semua posisi yang dicontohkan oleh Rasulullah adalah posisi yang memberikan manfaat maksimal. Posisi terbaik!
Belakangan ini para pakar sains membuktikan bahwa kencing dengan jongkok (posisi yang dicontohkan Rasul) jauh lebih baik ketimbang kencing dengan posisi berdiri. Sebagai orang beriman, apakah kita harus menunggu penelitian untuk meyakini bahwa duduk iftirasy adalah posisi terbaik dalam menuntut ilmu? Tentu tidak bukan? Jika kita menunggu pembuktian sains, artinya tingkat kepercayaan kita lebih tinggi pada orang biasa ketimbang pada Rasul. 
4. Tawajjuh (Konsentrasi)
Tidak memikirkan hal lain, tidak melamun atau bercakap-cakap. Ingatlah bahwa yang sedang kita lakukan adalah hal yang luar biasa. Ini adalah aktivitas yang memudahkan kita menujug surga. 
5. Ta’dhim wal ikhtiram (mengagungkan & memuliakan) 
Tentu saja yang diagungkan dan dimuliakan bukan si penceramah, tapi ayat/hadits yang disampaikannya. Tips penting untuk memunculkan citra rasa tersebut adalah : jika kita mendengar ayat/hadits, anggaplah itu adalah ayat/hadits yang baru pertama kali kita dengar!
6. Tashdiq wal yaqin (membenarkan dan meyakini)
Yakinlah bahwa ayat/hadits itu pasti benar, karena bersumber dari sang Maha Haq, bukan hukum bikinan manusia. Bukan pepatah, bukan pula peribahasa. Jangan sampai kita lebih percaya pada omongan profesor ketimbang Al Quran atau hadits. Teori manusia sering ngawur. Teori manusia yang pada mulanya dianggap benar, suatu saat disalahkan oleh manusia itu sendiri. Manusia merangkak ribuan tahun untuk menemukan teori yang benar. Anda tahu teori black hole? Teori antariksa mutakhir ini ditemukan setelah menumbangkan beberapa teori. Mulai dari teori ego sentris, geo sentris sampai heleo sentris. 
7. Ta’atsur fil qalb (hunjamkan dalam hati)
Tidak sekedar didengar oleh telinga, tapi harus berusaha keras untuk dimasukkan dan dikekalkan dalam hati. Saya sering melihat orang tua yang senantiasa manggut-manggut berkali-kali ketika menghadiri pengajian. Jangan dianggap sepele, ini adalah upaya penting untuk menghunjamkan ke dalam hati.
8. Niyatul amal wattabligh (berniat mengamalkan dan menyampaikan)
Amalkan ilmu yang telah kita dapatkan sekarang juga, jangan tunda waktu! Kemudian, sampaikan pada sahabat dan kerabat kita.
Semoga adab-adab menuntut ilmu agama islam ini dapat kita petik manfaatnya. Mari amalkan, dan sampaikan (share) ke teman-teman.

RAHASIA PUASA

Leave a Comment
Sebagai muslim yang sejati, kedatangan dan kehadiran Ramadhan yang mulia pada tahun ini merupakan sesuatu yang amat membahagiakan kita. Betapa tidak, dengan menunaikan ibadah Ramadhan, amat banyak keuntungan yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat
kelak.

Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk membuka tabir rahasia puasa sebagai salah satu bagian terpenting dari ibadah Ramadhan.
Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia puasa yang bisa kita buka untuk selanjutnya bisa kita rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.

1. Menguatkan Jiwa

Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang
didominasi oleh hawa nafsunya, lalu manusia itu menuruti
apapun yang menjadi keinginannya meskipun keinginan itu
merupakan sesuatu yang bathil dan mengganggu serta
merugikan orang lain. Karenanya, di dalam Islam ada
perintah untuk memerangi hawa nafsu dalam arti berusaha
untuk bisa mengendalikannya, bukan membunuh nafsu yang
membuat kita tidak mempunyai keinginan terhadap sesuatu
yang bersifat duniawi. Manakala dalam peperangan ini
manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan terjadi
karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu
itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt
sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung
mengarahkan manusia pada kesesatan. Allah memerintahkan
kita memperhatikan masalah ini dalam firman-Nya yang
artinya: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan
hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya
sesat berdasarkan ilmu-Nya. (QS 45:23)

Dengan ibadah puasa, maka manusia akan berhasil
mengendalikan hawa nafsunya yang membuat jiwanya menjadi
kuat, bahkan dengan demikian, manusia akan memperoleh
derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci
dan ini akan membuatnya mampu mengetuk dan membuka
pintu-pintu langit hingga segala do’anya dikabulkan
oleh Allah Swt, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Ada
tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka:
orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil dan
do’a orang yang dizalimi. (HR. Tirmidzi)

2. Mendidik Kemauan

Puasa mendidik seseorang untuk memiliki kemauan yang
sungguh-sungguh dalam kebaikan, meskipun untuk
melaksanakan kebaikan itu terhalang oleh berbagai kendala.
Puasa yang baik akan membuat seseorang terus
mempertahankan keinginannya yang baik, meskipun peluang
untuk menyimpang begitu besar. Karena itu, Rasulullah Saw
menyatakan: Puasa itu setengah dari kesabaran.

Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani
seorang muslim semakin prima. Kekuatan rohani yang prima
akan membuat seseorang tidak akan lupa diri meskipun telah
mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat
besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang
muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang
dialami sangat sulit.

3. Menyehatkan Badan

Disamping kesehatan dan kekuatan rohani, puasa yang baik
dan benar juga akan memberikan pengaruh positif berupa
kesehatan jasmani. Hal ini tidak hanya dinyatakan oleh
Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para
dokter atau ahli-ahli kesehatan dunia yang membuat kita
tidak perlu meragukannya lagi. Mereka berkesimpulan bahwa
pada saat-saat tertentu, perut memang harus diistirahatkan
dari bekerja memproses makanan yang masuk sebagaimana juga
mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam Islam, isi
perut kita memang harus dibagi menjadi tiga, sepertiga
untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk
udara.

4. Mengenal Nilai Kenikmatan

Dalam hidup ini, sebenarnya sudah begitu banyak kenikmatan
yang Allah berikan kepada manusia, tapi banyak pula
manusia yang tidak pandai mensyukurinya. Dapat satu tidak
terasa nikmat karena menginginkan dua, dapat dua tidak
terasa nikmat karena menginginkan tiga dan begitulah
seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan
merenungi, apa yang diperolehnya sebenarnya sudah sangat
menyenangkan karena begitu banyak orang yang memperoleh
sesuatu tidak lebih banyak atau tidak lebih mudah dari apa
yang kita peroleh.

Maka dengan puasa, manusia bukan hanya disuruh
memperhatikan dan merenungi tentang kenikmatan yang sudah
diperolehnya, tapi juga disuruh merasaakan langsung betapa
besar sebenarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita.
Hal ini karena baru beberapa jam saja kita tidak makan dan
minum sudah terasa betul penderitaan yang kita alami, dan
pada saat kita berbuka puasa, terasa betul besarnya nikmat
dari Allah meskipun hanya berupa sebiji kurma atau seteguk
air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik
kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah
berikan agar kita selanjutnya menjadi orang yang pandai
bersyukur dan tidak mengecilkan arti kenikmatan dari Allah
meskipun dari segi jumlah memang sedikit dan kecil. Rasa
syukur memang akan membuat nikmat itu bertambah banyak,
baik dari segi jumlah atau paling tidak dari segi rasanya,
Allah berfirman yang artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasati Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih. (QS 14:7)

5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain

Merasakan lapar dan haus juga memberikan pengalaman kepada
kita bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan orang
lain. Sebab pengalaman lapar dan haus yang kita rasakan
akan segera berakhir hanya dengan beberapa jam, sementara
penderitaan orang lain entah kapan akan berakhir. Dari
sini, semestinya puasa akan menumbuhkan dan memantapkan
rasa solidaritas kita kepada kaum muslimin lainnya yang
mengalami penderitaan yang hingga kini masih belum
teratasi, seperti penderitaan saudara-saudara kita di
Ambon atau Maluku, Aceh dan di berbagai wilayah lain di
Tanah Air serta yang terjadi di berbagai belahan dunia
lainnya seperti di Chechnya, Kosovo, Irak, Palestina dan
sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai simbol dari rasa solidaritas itu,
sebelum Ramadhan berakhir, kita diwajibkan untuk
menunaikan zakat agar dengan demikian setahap demi setahap
kita bisa mengatasi persoalan-persoalan umat yang
menderita. Bahkan zakat itu tidak hanya bagi kepentingan
orang yang miskin dan menderita, tapi juga bagi kita yang
mengeluarkannya agar dengan demikian, hilang kekotoran
jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta,
kikir dan sebagainya.

Allah berfirman yang artinya: Ambillah zakat dari sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka.
Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman
jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (QS 9:103)

Sambut dengan Gembira

Karena rahasia puasa merupakan sesuatu yang amat penting
bagi kita, maka sudah sepantasnyalah kalau kita harus
menyambut kedatangan Ramadhan tahun ini dengan penuh rasa
gembira sehingga kegembiraan kita ini akan membuat kita
bisa melaksanakan ibadah Ramadhan nanti dengan ringan
meskipun sebenarnya ibadah Ramadhan itu berat.

Kegembiraan kita terhadap datangnya bulan Ramadhan harus
kita tunjukkan dengan berupaya semaksimal mungkin
memanfaatkan Ramadhan tahun sebagai momentum untuk
mentarbiyyah (mendidik) diri, keluarga dan masyarakat
kearah pengokohan atau pemantapan taqwa kepada Allah Swt,
sesuatu yang memang amat kita perlukan bagi upaya meraih
keberkahan dari Allah Swt bagi bangsa kita yang hingga
kini masih menghadapi berbagai macam persoalan besar. Kita
tentu harus prihatin akan kondisi bangsa kita yang sedang
mengalami krisis, krisis yang seharusnya diatasi dengan
memantapkan iman dan taqwa, tapi malah dengan menggunakan
cara sendiri-sendiri yang akhirnya malah memicu
pertentangan dan perpecahan yang justeru menjauhkan kita 
dari rahmat dan keberkahan dari Allah Swt

Pengertian Puasa

Leave a Comment

Secara bahasa al-shiyâm, al-shaum, puasa, berarti menahan, al-imsâk. Seperti firman Allah yang mengisahkan Maryam: “Aku bernadzar puasa kepada Tuhan yang Pemurah”(QS. Maryam/19: 26). Al-shau, puasa, di sini berarti menahan bicara, diam.Adapun puasa dalam pengertian terminologi agama adalah menahan diri dari makan, minum dan semua perkara yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan syarat-syarat tertentu.Sebagian ulama mendefinisikannya sebagai: “penahanan diri dari syahwat perut dan syahwat kelamin sepanjang hari disertai niat sebelum fajar selain waktu haid, nifas, dan hari-hari raya”. Puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada bulan Sya’ban, tahun kedua Hijriyah. Arti puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit matahari / fajar / subuh hingga matahari terbenam / maghrib dengan berniat terlebih dahulu sebelumnya. Hari-hari yang dilarang untuk puasa, yaitu : saat lebaran idul fitri 1 syawal dan idul adha 10 dzulhijjah dan Hari tasyriq : 11, 12, dan 13 zulhijjah. Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan terhadap hawa nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin, selalu bersyukur kepada Allah SWT dan juga untuk membuat tubuh menjadi lebih sehat.Orang yang diperbolehkan untuk berbuka puasa sebelum waktunya adalah : Dalam perjalanan jauh 80,640 km (wajib qodo puasa), Sedang sakit dan tidak dapat berpuasa (wajib qodo puasa), Sedang hamil atau menyusui (wajib qada puasa dan membayar fidyah),Sudah tua renta atau sakit yang tidak sembuh-sembuh (wajib membayar fidyah 3/4 liter beras atau bahan makanan lain)
  • Puasa Ramadhan : Puasa Ramadhan hukumnya adalah wajib bagi orang yang sehat. Sedangkan bagi yang sakit atau mendapat halangan dapat membayar puasa ramadhan di lain hari selain bulan ramadan. Puasa ramadhan dilakukan selama satu bulan penuh di bulan romadhon kalender hijriah / islam. Puasa ramadhan diakhiri dengan datangnya bulan syawal di mana dirayakan dengan lebaran ied / idul fitri.
  • Puasa Senin Kamis : Puasa senin kamis hukumnya adalah sunah / sunat di mana tidak ada kewajiban dan paksaan untuk menjalankannya. Pelaksanaan puasa senin kamis mirip dengan puasa lainnya hanya saja dilakukannya harus pada hari kamis dan senin saja, tidak boleh di hari lain.
  • Puasa Nazar : Untuk puasa nazar hukumnya wajib jika sudah niat akan puasa nazar. Jika puasa nazar tidak dapat dilakukan maka dapat diganti dengan memerdekakan budak / hamba sahaya atau memberi makan / pakaian pada sepuluh orang miskin. Puasa nazar biasanya dilakukan jika ada sebabnya yang telah diniatkan sebelum sebab itu terjadi. Nazar dilakukan jika mendapatkan suatu nikmat / keberhasilan atau terbebas dari musibah / malapetaka. Puasa nazar dilakukan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT atas ni’mat dan rizki yang telah diberikan.
  • Puasa Bulan Syaban / Nisfu Sya’ban: Puasa nisfu sya’ban adalah puasa yang dilakukan pada awal pertengahan di bulan syaban. Pelaksanaan puasa syaban ini mirip dengan puasa lainnya.
  • Puasa Pertengahan Bulan : Puasa pertengahan bulan adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan sesuai tanggalan hijriah. Pelaksanaan puasa pertengahan bulan mirip dengan puasa lainnya.
  • Puasa Asyura: Puasa asyura adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 10 di bulan muharam / muharram. Pelaksanaan puasa assyura mirip dengan puasa lainnya.
  • Puasa Arafah: Puasa arafah adalah puasa yang dilaksanakan pada tanggal 9 di bulan zulhijah untuk orang-orang yang tidak menjalankan ibadah pergi haji. Pelaksanaan arafah mirip dengan puasa lainnya.
  • Puasa Syawal: Puasa syawal dikerjakan pada 6 hari di bulan syawal. Puasa syawal boleh dilakukan pada 6 hari berturut-turut setelah lebaran idul fitri. Pelaksanaan arafah mirip dengan puasa lainnya.

cara jitu menghindari bujukan setan

Leave a Comment

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga tercurah untuk Rasulullah Muhammad, keluarga sahabat dan pengikut-pengikutnya yang istiqomah di jalannya. Semoga Allah senantiasa menunjuki dan melindungi kita semua untuk tetapdi jalan lurus.
Rasulullah pernah meninggalkan Abu Bakar ketika sahabat Abu Bakar terpancing untuk meladeni orang yang menghinanya. Ketika Abu Bakar tidak menangggapi ejekan orang jahil maka Rasulullah masih membersamainya, tetapi begitu Abu Bakar terpancing untuk meladeninya maka Rasulullah segera pergi meninggalkan Abu Bakar.
Bila Syaitan telah menyusup ke dalam hati maka seseorang cenderung membuat suasana hati yang sabar, sareh, lapang dada penuh perhitungan, berubah menjadi kusut dan kacau, naik pitam, marah tanpa terkendali, gregetan dan sumpek hati. Melihat dunia sekitar menjadi sesuatu yang siap untuk dikacau dan dirusak tanpa mempertimbangkan akibat-akibat buruk yang timbul sesudahnya. Ketika gejolak emosi mereda, melihat kerusakan kerusakan yang terjadi kadang sering timbul penyesalan dan penyesalan bahkan mungkin bertanya-tanya, kenapa kita berbuat hingga berakibat yang demikian.
Allah telah menunjukkan beberapa sebab yang menjadikan syaitan masuk kedalam hati manusia dan merasa nyaman membersamai manusia untuk berbuat kerusakan, sebagaimana firmanNya yang artinya
Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? (QS. 26:221)
Mereka turun kepada tiap-tiap pendusta lagi yang banyak dosa, (QS. 26:222)
mereka menghadapkan pendengaran (kepada syaitan) itu, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta. (QS. 26:223) )
Dosa, atau kekotoran hati adalah pangkal kedatangan syaitan ke dalam hati manusia. Sebelum syaitan bisa masuk kedalam hati maka manusia senantiasa digoda dan di bujuk untuk berbuat dosa, dibungkus dengan bujuk rayu dan tipu daya. Sebagaimana Nabi Adam telah pula digelincirkan syaitan
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. (QS. 7:175)
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (QS. 7:176) )
Maka orang-orang beriman perlu mencari lingkungan yang dapat memperkuat keimanannya dan sekaligus menjauhi tempat-tempat yang disitu banyak melimpah ruah bujukan syaitan, karena bila manusia sholih telah tergelincir masuk kedalam bujukan syaitan maka akan meluncur ke tempat yang rendah.
Kedatangan syaitan ke dalam diri manusia bila manusia meninggalkan ketaatan kepada Allah. Apa saja yang diperintahkan Allah bila diamalkan akan membawa manusia kepada Cahaya Kemuliaan dan Kebahagiaan, demikian pula apa saja yang dilarang oleh Allah, bila dilangggar akan membawa manusia jatuh kembali kedalam kegelapan syaitan, nampak indah dan nikmat dikulitnya, namun sangat menyusahkan akibatnya.
a. Syaitan Datang kepada orang-orang kafir
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka membuat ma’siat dengan sungguh-sungguh, (QS. 19:83)
Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Tuhan) Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. (QS. 43:36)
Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (QS. 43:37) )
Sebagaimana tempat sampah dipenuhi dengan lalat, bakteri dan penyakit, demikian pula syaitan sangat menyenangi hati orang-orang yang suka berbuat dosa, mengkufuri nikmat dan rahmat dari Allah. Bila manusia mengkufuri bimbingan yang lurus dari Allah, pasti syaitan akan senang datang kepada mereka. Dan syaitan akan membuat kebingungan dalam diri manusia. Kegelapan syaitan menjadikan manusia terhalangi atau tersesatkan dari mengikuti jalan-jalan petunjuk yang benar.
b. Meningkatkan daya tahan dalam memegang petunjuk Allah
Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci (QS. 47:24)
Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka. (QS. 47:25) )
Allah memerintahkan kepada orang-orang muslim untuk selalu mencari lingkungan yang akan meningkatkan daya tahannya dalam memegang teguh petunjuk Allah, dengan lingkungan yang bersih iman dihati akan menjadi terpelihara. Ambillah contoh sebatang besi, yang satu terlindungi oleh minyak dan yang lain tidak terlindungi bahkan masuk kedalam cairan garam, pasti akan rapuh dan rusak. Demikian pula hati manusia yang terlindungi dengan iman akan menjadi hati yang kuat dan tangguh, sebaliknya hati yang tidak terlindungi dengan iman atau bahkan ada di lingkungan yang rusak pasti hati akan menjadi lemah dan rusak.
c. Ujian-ujian Hati dan ujian kehidupan
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasulpun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitanpun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimaksud oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS. 22:52)
agar Dia menjadikan apa yang dimaksudkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, (QS. 22:53) )
Godaan syaitan adalah sunatullah yang pasti terjadi di hati manusia di sepanjang hidup. Dan itu semua termasuk barometer tentang diri manusia. Manusia-manusia yang selalu ta’at dan tunduk patuh kepada Allah akanmemiliki hati yang sehat, sehingga tidak akan tergoda oleh gangguan dan bujukan syaitan. Sebaliknya orang-orang yang menyimpang maka dengan gangguan-gangguan itu akan sangat mempengaruhinya.
Manusia dapat membaca dirinya masing-masing apakah dirinya telah menempuh dengan sungguh-sungguh jalan ketaatan dan jalan keselamatan dan kebahagiaan. Bila sudah maka hatinya akan tangguh menghadapi godaan-godaan syaitan.
Namun bila manusia telah berbuat kufur, manusia akan mudah memperturutkan bujukan syaitan, dan hal itu akan membuat hati manusia akan menjadi semakin lemah dan mudah goyah. Syareat Allah yang mengajak manusia menuju jalan Selamat, Bahagia dan Mulia dipandang sebagai sesuatu yang sangat berat dan melelahkan.
Demikianlah dinamika kehidupan, bila manusia telah mengikuti jalan-jalan syaitan maka kekacauan hidup dan bahaya kedatangan Azab Allah menghadang di perjalanan kehidupan.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? (QS. 7:97)
Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? (QS. 7:98)
Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga) Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi. (QS. 7:99)
Maka manusia harus sadar bahwa mau-tidak-mau, sekali lagi mau tidak mau mereka harus segera meninggalkan dosa, meninggalkan lingkaran syaitan dan memaksa diri untuk menempuh jalan mendaki, jalan mengendalikan hawa-nafsu, jalan-jalan yang ditunjuki oleh Allah, jalan-jalan yang penuh dengan rahmat Allah, jalan lurus, jalan selamat dan jalan bahagia. Di dunia dan di akherat.
Andaikan semua manusia di dunia ini mau menempuh jalan-jalan petunjuk, jalan lurus bimbingan Allah, betapa indahnya kehidupan. Punggung bumi lebih baik dari perut Bumi. Semoga Allah menguatkan kita untuk menjadi manusia-manusia yang kokoh meniti jalan petunjuknya.
Ambilah kata kunci, tinggalkan dosa, jauhi semua hal yang dapat merangsang untuk berbuat dosa!!!, dan mari berbondong-bondong mengaji di kajian-kajian Al-Qur’an dan As-Sunnah serta bersama-sama diamalkan, disana MALAIKAT akan datang dan mengokohkan keimanan kita, maka kita akan kuat dan tabah menhadapi godaan dan bujuk rayu saitan. . Wallahu a’lam

Keutamaan Bulan Ramadhan

Leave a Comment
Keutamaan Bulan RamadhanBulan ramadhan bulan yang mulia, sebuah momen yang sangat agung dimana Allah -ta'ala- melipat gandakan pahala setiap hamba yang beramal, dan membukakan pintu-pintu kebaikan. bulan yang penuh berkah dan rahmat serta ampunan. Allah berfirman :

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Artinya : "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS Al-Baqoroh : 185)

Bulan dimana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan dibelenggunya setan-setan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :

إذا جاء رمضان فُتِّحت أبواب الجنة وغُلِّقت أبواب النار وصُفِّدت الشياطين

Artinya : "Jika datang bulan ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (Muttafaq 'Alaihi)

Keutamaan Bulan Ramadhan

Dibukanya pintu-pintu surga dikarenakan banyaknya amalan-amalan sholih dilakukan pada bulan tersebut. dan ditutupnya pintu-pintu neraka dikarenakan sedikitnya amalan kemaksiatan yang dilakukan orang-orang yang beriman pada bulan itu. dan dibelenggunya setan-setan dikarenakan mereka tidak bisa lagi merusak dan menyesatkan manusia sebagaimana pada bulan-bulan yang lain dimana manusia pada waktu itu sedang sibuk melaksanakan amalan-amalan ibadah dan ketaatan.

Dan diantara keutamaan bulan ramadhan adalah sebagaimana yang disabdakan Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- :

أُعْطِيَتْ أمتي خمس خصال في رمضان لم تُعْطَهُنَّ أمة من الأمم قبلها : خلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك , وتستغفر لهم الملائكة حتى يفطروا , ويزين الله كل يوم جنته ويقول : يوشك عبادي الصالحون أن يلقوا عنهم المؤونة والأذى ويصيروا إليك , وتصفد فيه مَرَدَة الشياطين فلا يخلصون إلى ما كانوا يخلصون إليه في غيره , ويغفر لهم في آخر ليلة " , قيل : يا رسول الله أهي ليلة القدر ؟ قال : " لا ولكن العامل إنما يوفى أجره إذا قضى عمله

Artinya : "Diberikan kepada ummatku 5 hal pada bulan ramadhan yang tidak diberikan kepada ummat-ummat sebelumnya : bau mulut seseorang yang berpuasa lebih wangi bagi Allah dari pada wangi misik. dan malaikat-malaikat mendoakan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa sampai mereka berbuka. dan Allah menghiasi surga-Nya setiap hari seraya berkata : mereka para hamba-hambaKu yang harus merasakan kesusahan (demi) menuju kepadamu. dan dibelenggunya gangguan-gangguan setan maka setan-setan tidak bisa lagi menyesatkan sebagaimana mereka menyesatkan pada bulan-bulan yang lainnya. dan diampuni (dosa-dosa) mereka disetiap akhir malam. dikatakan kepada Nabi -sholallahu 'alaihi wasallam- : wahai Rosulullah, apakah itu lailatul qodar? beliau menjawab : tidak, akan tetapi setiap orang yang beramal diberi pahalanya kepada mereka setiap selesai mengerjakan amalannya." (HR Ahmad, Al-Bazzar dan Al-Baihaqi dengan sanad yang lemah akan tetapi memiliki saksi-saksi)

Lima keutamaan yang diberikan kepada ummat ini pada bulan ramadhan yang tidak diberikan kepada ummat sebelumnya :

1. Bahwa bau mulut orang yang berpuasa bagi Allah lebih wangi dari pada wangi misik. hal ini karena bau mulut disebabkan oleh amalan ketaatan yaitu puasa. akan tetapi bukan berarti seseorang yang berpuasa kemudian menyepelekan kebersihan mulutnya sehingga dapat mengganggu orang lain disekitarnya. dikarenakan bau tersebut tidak dapat dihindarkan pada waktu puasa, maka setiap orang yang berpuasa harus berusaha semaksimal mungkin agar orang disekitarnya tidak terganggu oleh bau mulutnya.

2. Bahwa para malaikat mendoakan ampunan untuk orang-orang yang berpuasa hingga mereka berbuka. dan malaikat adalah makhluk yang dimuliakan, tidak pernah melanggar perintah-perintah-Nya. dan mereka adalah makhluk yang paling utama untuk dikabulkan doanya.

3. Allah -ta'ala- menghiasi surga-Nya setiap hari agar lebih menarik bagi orang-orang yang beramal. agar lebih menyemangati mereka untuk terus mengamalkan ketaatan. karena puasa, mereka dijauhkan dari kenikmatan-kenikmatan dunia dan harus menanggung kesusahan akibat puasa. ini dilakukan dengan harapan untuk menggapai surga.

4. Bahwa setan-setan dibelenggu sehingga tidak bisa mengganggu dan menyesatkan orang-orang yang beriman sebagaimana mereka mengganggu pada bulan-bulan selainnya. karena Allah mengutamakan bulan ramadhan dengan ibadah dan ketaatan kepada-Nya. sehingga orang-orang beriman pun sibuk dengan amalan mereka.

5. Bahwa Allah mengampuni ummat ini pada tiap akhir malam. sebagaimana yang dijelaskan oleh Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bahwa setiap hamba akan diberi pahalanya setiap selesai mengerjakan amalannya. berarti, pada bulan ini, setiap hamba akan diampuni jika mereka telah mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka dari berpuasa dan melaksanakan amalan-amalan yang lainnya.

Itulah beberapa keutamaan bulan suci ramadhan yang akan datang sebentar lagi. sehingga kita harus benar-benar mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan niat yang lurus dan jiwa yang bersih, karena semua amalan ketaatan sangatlah berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.

Read more: http://www.artikelislami.com/2011/07/keutamaan-bulan-ramadhan.html#ixzz22JRBDsfx

7 SUNAH HARIAN NABI

Leave a Comment

Rasulullah SAW bersabda: Marhaban bil Muthohhir” (selamat datang bulan pembersih), dan beliau mengulang ungkapan tersebut sebanyak tiga kali. Ketika itu para sahabat bertanya: Siapa yang engkau maksud dengan bulan pembersih itu ya Rasulullah…? Lalu Rasul menjawab: “Bulan pembersih itu adalah bulan Ramadhan, Dia (Ramadhan) mampu membersihkan diri dari segala bentuk dosa – dosa dan maksiat”. ( Al Hadist )

Ir. Conrad Hendrarto, MSc
Tanpa terasa satu tahun telah berlalu, alhamdulillah beberapa hari lagi kita akan berjumpa syahrul Ramadhan, bulan penuh magrifah, penuh barokah, bulan mulia. Sering timbul pertanyaan dibenak ini: “ngapaian aja ya gue selama puasa?, enakkan tidur, kan tidur selama puasa katanye ibadah!!, bangun-bangun ehh udahan magrib, sedap ..... kolak udah nungguin, yaa too . . . ”.
Masya Allah, kalau gitu terus seumur-umur, kapan kita dapat maghfiroh dan barokah Allah. Yang didapet sih pasti laper dan haus, ditanggung 100%. Masih untung kalau umur panjang, tahun depan ketemu lagi, untung-untung udah insap, dapat dah tuh magfiroh ama barokah. Lah kalau belum ketemu udah duut ....  dicabut dah tuh nyawa ama Yang Punya Jiwa ini, innalillahi, bukan magfirah tapi bencana, mulai dari siksa sakaratul maut, nyambung lagi siksa kubur, diterusin digebukin Malaekat lantaran kagak bisa jawab pertanyaannya, belum lagi ntar dihisab Nya. Astagfirullah, . . . .  ya Allah ampunilah hamba-hambaMu ini . . . . . .   
Untuk itu, mari kita optimalkan bulan penuh makna ini dengan amalan-amalan yang disunahkan Rasulullah. Tanpa bermaksud membatasi sunah-sunah Nabi Muhammad SAW yang lain, mari kita laksanakan amalan sederhana yang biasa Rasulullah lakukan setiap hari sebagaimana telah dijadikan ikon oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham dalam Majelis Ilmu Az Zikra. Bila kita lakukan selama satu bulan, insya Allah kebiasan ini akan terus menyatu melebur dalam kehidupan kita, sulit dipisahkan dan tidak akan ditinggalkan. Terus istiqomah dilaksanakan sampai Allah memanggil kita dalam Khusnul Khatimah.  Amin ya Raball alamin ....
Apakah tujuh sunah harian yang sedemikian menjanjikan itu? Ternyata tujuh sunnah tersebut sudah kita kenal sebelumnya yaitu:
1.     Sholat Tahajud
2.     Tadabur Al Qur’an
3.     Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya bagi ikhwan)
4.     Shalat Dhuha
5.     Memperbanyak Sedeqah
6.     Menjaga Wudhu
7.     Berzikir setiap Saat
Mari kita pelajari secara ringkas satu persatu sebagai berikut:
1.    SHOLAT TAHAJUD
QS Al Isr’a (17:79) Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai amalan tambahan untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat yg terpuji.
Shalat yang paling Utama setelah shalat 5 waktu adalah Qiyamul Lail (HR Muslim).
Hadist Qudsi dari Ibnu Arabi: Ketika Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam, Allah SWT bersabda: “Sungguh berdusta orang yang menyatakan mencintaiKu, sementara ia tidur lelap dan lalai kepadaKu. Bukankah setiap kekasih ingin berkhalawat dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasihKu dikelopak mata mereka. Mereka berbicara denganKu dalam musyahadah, dan bercakap-cakap denganKu dengan khusyuk. Di hari kemudian, Aku tetapkan mereka pada surga-surgaKu”
2.    Tadabur Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitabullah yang berisi sejarah umat sebelum kamu, berita umat sesudahmu, kitab yang memutuskan urusan-urusan diantara kamu, yg nilainya bersifat pasti dan absolut. Siapa saja orang durhaka yg meninggalkannya pasti Allah akan memusuhinya. Siapa yg mencari petunjuk selain al Qur’an, pasti akan tersesat. Al Qur’an adalah tali Allah yg sangat kuat, peringatan yg bijaksana dan jalan yg lurus (HR Tirmidzi). Bahkan kalau bisa sambil menangis, sebagaimana wahyu Allah dalam QS Maryam 19:58: Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka menyungkur, bersujud dan menangis.
rumah yg di dalamnya dibacakan al Qur’an akan terlihat penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit (HR Baihaqi)
Sedangkan bagi orang yg malas membaca al Qur’an, Nabi SAW memperingatkan: ”Sungguh,orang yg dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari al Qur’an, bagaikan rumah syaitan yg menyeramkan (HR Tirmidzi).
3.    Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya)
Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yg terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak (HR Bukhari-Muslim)
Kemudian naiklah para Malaikat yg menyertaimu pada malam harinya, lalu Rabb mereka yg sebenarnya Maha Tahu bertanya kepada mereka, Bagaimana hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami jumpai mereka dalam keadaan sholat juga” (HR Bukhari).
Dua rakaat sebelum (qabliyah) subuh lebih baik dari dunia dan seisinya (HR Muslim)
Shalat subuh menjadi penerang pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan dikegelapan menuju Mesjid untuk mengerjakan sholat subuh, dengan cahaya yg terang benderang” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4.    Shalat Dhuha
Nabi mencontohkan bilangan rakaat sholat dhuha 2 s.d 12 rakaat. Sholat dhuha bukan hanya semata meminta harta, namun merupakan sholatnya orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah (HR Thabrani).
HR Abu Ya’la, Nabi menegaskan”Siapa yang berdiri melaksanakan sholat dhuha, maka diampunilah segala dosanya. Dia kembali bersih dari segala dosa seperti dilahirkan ibunya.
Keutamaan jumlah rakaat dalam sholat Dhuha (HR Tabrani & Abu Dawud):
Siapa yg mengerjakan 2 rakaat, dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yg lupa, yg mengerjakan 4 rakaat akan Allah catat dalam kelompok ahli ibadah, yg mengerjakan 6 rakaat maka segala kebutuhannya hari itu dicukupkan Allah, yg mengerjakan 8 rakaat, maka Allah akan memasukkannya kedalam golongan yg tunduk dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Bagi yg mengerjakan sholat dhuha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkannya sebuah istana yg indah di dalam syurga.
5.    Memperbanyak Sedeqah
QS Ali Imran 3:133-134: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yg luasnya seluas langit dan bumi, yg disediakan bagi orang-orang yg bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya diwaktu lapang dan sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat baik.
Balasan Allah bagi umat yang gemar bersedekah:
QS al Baqarah 2:261: Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yg membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti 1 biji yg menumbuhkan 7 cabang, disetiap cabang menjuntai 100 buah, dan Allah akan menggandakan pahala kepada siapa yg Dia kehendaki, dan Allah itu maha luas (pemberianNya) lagi sangat mengetahui.
6.    Menjaga Wudhu
Kesucian lahir ditandai dengan berwudhu yg akan mengantarkan manusia kejenjang kesucian yg lebih tinggi, dan untuk berkomunikasi dengan Allah secara vertikal, harus dalam keadaan berwudhu.
Wudhu merupakan tangga pertama untuk melakukan pengembaraan spiritual menggapai kenikmatan melalui sholat, zikir, membaca al Qur’an dsb
Kesucian adalah dasar dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT memuji orang yg suci lahir dan bathin dlm firmanNya:”Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri (QS Al Baqarah 2:222).
7.    Berzikir setiap Saat
Berzikir adalah mengingat dan menyebut Asma Allah.
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah akan menyediakan ampunan dan pahala yg besar bagi mereka (QS Al Ahzab 33:35)
Zikir dapat dilakukan dengan lisan dan dengan hati “ Mereka yg mengingat Allah diwaktu berdiri, duduk dan berbaring ..... (QS Ali Imran 3:191);
Zikir menjadikan hati tentram:” yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah maka hati jadi tentram (QS Ar Ra’d 13:28)
Bila ingin lebih detail lagi, tentunya kita perlu bertanya dan belajar lebih lanjut. Amal harus disertai ilmu terlebih dahulu, sebagaimana ucapan khalifah Umar bin  Abdul-Aziz: “Barangsiapa  melakukan  suatu  pekerjaan tanpa ilmu pengetahuan tentang itu maka apa yang dia rusak  lebih  banyak daripada apa yang dia perbaiki". Salah-salah amal ibadah yang kita kerjakan bukan sunah Rasul, akan tetapi bid’ah, sedangkan perbuatan bid’ah adalah dosa. Untuk itu antum yang berminat untuk belajar dan menggali lebih dalam, bisa hadir dalam majelis ilmu Az Zikra di Mampang Indah II Depok atau Bukit Sentul Az Zikra dan bertanya langsung ke para Murabi di sana, khususnya pada Ust. M. Arifin Ilham.
Marilah kita sambut bulan Ramadhan yang penuh harap akan maghfiroh Allah SWT. Kita isi Ramadhan dengan amalan ibadah sebagaimana dicontohkan Rasul SAW dengan penuh kesungguhan dilandasi keimanan yang teguh, keikhlasan dalam pengabdian, penuh harap akan diterimanya seluruh amal ibadah, semoga kita mendapat Ridho dari Allah SWT. Amiin ...